PENYULIT
KALA 1 PADA LETAK MUKA
Letak kepala
yang biasa (terbanyak) saat persalinan adalah letak ubun-ubun kecil. Jika letak
kepalanya tidak normal maka disebut malposisi. Salah satunya adalah letak muka.
Pada letak muka, kepala dan leher janin hiperekstensi (tengadah) sehingga
menyebabkan ubun-ubun kecil bayi mendekati/menyentuh punggungnya
Bagian terbawah
janin pada letak muka ini adalah wajah antara dagu dan jidat bagian atas.
Sebagai penunjuk letak muka adalah dagu. Sehingga saat dilakukan pemeriksaan
dalam, pemeriksa akan mencari di mana posisi dagu (sesuai posisi angka jam).
Letak muka terjadi 1 dalam setiap 250-690 kelahiran hidup, rata-rata 0.2% atau
1 dalam 500 kelahiran hidup secara keseluruhan. Faktor-faktor penyebab letak
muka sama dengan penyebab kelainan letak secara umum serta hal-hal yang
menyebabkan fleksi kepala (menunduk).
Saat dilakukan pemeriksaan dengan Leopold manuver, penonjolan kepala berada
pada sisi yang sama dengan punggung janin serta adanya indentasi (cekung)
diantara kedua bagian tersebut. Labih mudah lagi mendiagnosisnya saat
persalinan dengan pemeriksaan dalam, teraba bagian-bagian muka seperti: mulut,
hidung, tulang orbita.
Tetapi bagi pemeriksa yang belum berpengalaman kadang bisa keliru dengan letak
bokong (sungsang), karena mulut bisa mirip dengan anus serta tulang sekitar
mata (orbita) bisa keliru dengan perabaan sakrum (tulang ekor). Untuk itu
kadang diperlukan pemeriksaan USG.
Gerakan persalinan pada letak muka tidak mirip sepenuhnya dengan persalinan
letak belakang kepala. Janin letak muka memulai persalinan dengan posisi alis
terlebih dahulu. Saat turun ke rongga panggul, maka kepala bisa fleksi atau
ekstensi. Gerakan selanjutnya mirip dengan persalinan normal.
A. Pengertian
Letak atau presentasi
muka adalah Letak kepala dengan ekstensi maksimal (hiperekstensi), sehingga
occiput (ubun-ubun kecil) mengenai punggung dan muka terarah ke bawah
(penunjuknya adalah dagu / mentum bayi). Janin dengan letak muka masih dapat
dilahirkan vaginal apabila dagunya di anterior.
B. Etiologi letak muka
Penyebab presentasi
muka pada dasarnya merupakan penyebab terjadinya hiperekstensi. Sebab yang
terpenting adalah panggul sempit dan anak besar. Secara lengkap, sebab-sebab
letak muka dapat dibagi dalam 2 golongan :
a.
Letak muka
primer → yang disebabkan oleh kelainan anak (sejak kehamilan) dan tidak dapat
diperbaiki seperti:
-struma kongenitalis
-kelainan tulang leher
-lilitan talipusat yang banyak pada leher janin
- meningocele
-anenchepal.
b.
Letak muka
sekunder → (terjadi saat persalinan) dapat diperbaiki dan anak normal:
-panggul picak
-anak besar
- perut yang menggantung pada multipara. Keadaan ini
mengakibatkan punggung janin menggantung ke depan atau ke arah lateral,
vertebrata torakal dan servikal, menjadi ekstensi.
- terdapat bagian-bagian yang menumbung.
- hydramnion
mungkin juga letak defleksi dapat
terjadi karena tonus otot-otot ekstensor anak lebih kuat dari tonus otot-otot
fleksor.
C. Kelainan
Defleksi
1. Pada presentasi muka terjadi
hiperekstensi kepala sehingga oksiput menempel pada punggung janin sehingga
yang merupakan bagian terendah janin adalah dagu.
2. Presentasi muka dapat terjadi dengan
mento anterior atau mento posterior dalam kaitannya dengan symphisis pubis.
a. Persentasi muka mento posterior
(dagu berada dibelakang)
Pada janin atrem dengan presentasi
muka mento posterior pervaginam terhalang akibat bregma atau dahi tertahan oleh
bagian belakang symphisis pubis dalam keadaan ini fleksi kepala terhalang dan
kepala janin tidak menyesuaikan diri dengan jalan lahir maka tidak dapat lahir
pervaginam.
b. Persentasi muka anterior(dagu berada
didepan)
Bila dagu berada di anterior persalinan kepala dapat
berlangsung pervaginam melalui gerakan fleksi kepala, pada sejumlah kasus
presentasi muka dagu posterior, dagu akan berputar spontan ke anterior pada
persalinan lanjut.
D. Diagnosa
Diagnose presentasi muka ditegakkan
melalui pemeriksaan VT, dengan meraba adanya mulut – hidung – tulang rahang
atas – dan orbital ridges. Kadang perlu dibedakan dengan presentasi bokong
dimana dapat teraba adanya anus dan tuber isciadika yang sering keliru dengan
mulut dan tulang rahang atas. Pemeriksaan radiologis dapat menampakkan gambaran
hiperekstensi kepala yang jelas dan tulang muka diatas pintu atas panggul.
1. Dalam Kehamilan
Letak muka kadang-kadang dapat
dicurigai dalam kehamilan kalau :
a. Tonjolan kepala teraba sepihak
dengan punggung dan antara belakang kepala dan punggung teraba sudut yang
runcing (sudut Fabre); tonjolan kepala ini juga bertentangan dengan pihak
bagian - bagian kecil.
b.Bunyi jantung anak terdengar pada
pihak bagian-bagian kecil.
2. Dalam persalinan
Dengan pemeriksaan dalam pada
pembukaan yang cukup besar teraba: orbita, hidung, tulang pipi, mulut dan dagu.
Karena muka agak lunak harus dibedakan dari bokong. Letak muka dagu kiri depan.
Dagu menjadi petunjuk dagu ki depan, dagu ka depan, dagu ka belakang.
Penatalaksanaan :
1. Periksa untuk
memastikan tidak ada kelainan pada panggul.
2. Observasi Detak
Jantung Janin dilakukan dengan monitor eksternal.
3. Dapat dicoba
prasat Schatz untuk memperbaiki letak defleksi, yaitu:
a. Kepala anak dimobilisasi dan
diletakkan pada fossa iliaca pada pihak punggung anak.
b. Penolong berdiri pada pihak
perutanak, satu tangan menarik bokong sedangkan tangan satunya dikepalkan dan
menolak dada anak.
c. Sesudah lordose berkurang maka
tangan yang tadinya menolak dada memegang daerah belakang kepala dan
mendekatkannya dengan bokong.
d. Dalam persalinan asal tidak ada
kelainan panggul, terapi bersifat konservatif mengingat bahwa letak muka dapat
lahir spontan.
e. Jika dagu terdapat sebelah belakang
masih ada kemungkinan bahwa dagu memutar kedepan dan persalinan berlangsung
spontan.
f. Jika ada indikasi untuk
menyelesaikan persalinan maka forcep hanya dipergunakan jika:
1. Kepala sudah
sampai di H IV
2. Dagu terdapat
disebelah depan.
Jika syarat-syarat ini tidak terpenuhi lebih
baik dilakukan SC.
E. Prognosa
Letak muka
dapat lahir spontan. Pada umumnya partus lebih lama, yang meninggikan angka
kematian janin. Kemungkinan ruptura perinei lebih besar.
F. Mekanisme Persalinan
Pada awal persalinan pada mulanya adalah presentasi
dahi. Pada saat kepala sudah melewati pangggul, terjadi ekstensi dan menjadi
presentasi muka. Mekanisme persalinan letak muka dipengaruhi oleh factor yang
sama pada presentasi belakang kepala.
Mekanisme persalinan pervaginam letak muka terdiri
dari :
a.
Gerakan penurunan
kepala.
Tahanan dari panggul akan menyebabkan kepala lebih
ekstensi sehingga terjadi perubahan menjadi letak muka . Ketika masuk PAP, dagu
dalam posisi transversal atau oblik.
b.
Rotasi interna
Pada pintu tengah panggul, rotasi interna terjadi.
Tujuan rotasi ini adalah membuat kepala agar dapat semakin memasuki panggul
dengan cara mengubah posisi dagu ke arah anterior. Dagu berada di bawah
simpisis pubis, kemudian dagu dan mulut lahir .
Pada janin cukup bulan, apabila dagu memutar ke arah
posterior, maka kepala akan tertahan oleh sacrum sehingga kepala tidak
mungkin turun lebih lanjut sehingga terjadilah persalinan macet. Tapi pada
janin yang sangat kecil, bahu dan kepala dapat secara bersamaan masuk kedalam
panggul, sehingga meskipun dagu di posterior kepala tetap dapat mengalami
penurunan.
c.
Fleksi
Sesuai dengan arah sumbu panggul, maka gerakan
dilanjutkan dengan fleksi. Maka lahirlah hidung, mata, dahi, dan ubun-ubun
kecil terletak di atas anus.
d.
Ekstensi
Setelah kepala lahir, karena gaya beratnya akan
terjadi ekstensi kepala sehingga oksiput menekan kearah anus.
e.
Rotasi Eksterna
Kemudian dagu mengadakan rotasi eksterna atau putaran
paksi luar. Kepala menyesuaikan kembali dengan arah punggung janin. Bahu dan
badan dilahirkan dengan cara yang sama seperti pada presentasi belakang kepala.
G.
Penanganan Letak
Muka
a. Apabila
tidak terdapat kesempitan panggul, maka persalinan akan dapat terjadi secara
spontan dan tanpa terjadi asfiksia atau gawat janin, dan cukup lakukan
observasi hingga pembukaan lengkap. Bila setelah pembukaan lengkap dan posisi
dagu masih di anterior maka lakukan persalinan vaginal seperti persalinan
presentasi belakang kepala.
b. Sebaiknya memantau DJJ
menggunakan Dopler sehingga kerusakan muka dan
mata janin dapat dihindari
c. Persalinan dengan seksio sesarea merupakan cara terbaik
untuk persalinan presentasi muka pada janin aterm karena kemungkinan terdapat
kesempitan pada PAP. Juga pada saat pembukaan lengkap posisi dagu masih
posterior, didapatkan tanda-tanda disproporsi, atau indikasi lainnya.
d. Stimulasi oksitoksin hanya diperkenankan pada posisi
dagu anterior dan tidak adatanda-tanda disproposie.
e. Pada janin yang
meninggal, kegagalan melahirkan vaginal secara spontan dapat diatasi dengan kraniotomi
atau dengan bedah sesar.
f. Usaha untuk merubah presentasi muka
menjadi presentasi belakang kepala , pemutaran posisi dagu posterior menjadi
dagu anterior secara manual atau dengan cunam, serta dengan versi ekstraksi
tidak boleh dikerjakan pada masa obstetri modern.
No comments:
Post a Comment