LAPORAN PENDAHULUAN
IMUNISASI HEPATITIS B
I.
DEFINISI IMUNISASI
·
Imunisasi
adalah pemberian vaksin untuk
menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit tertentu.
(Mansjoer,Arif.dkk.2000.Kapita Selekta
Kedokteran Jilid 2.hal : 590)
·
Imunisasi
adalah suatu tindakan yang berfungsi
untuk menangkis penyakit-penyakit yang menimbulkan kematian dan kecacatan.
(Marimbi,Hanum.2010.Medical Book.hal:122)
·
Imunisasi
merupakan bentuk intervensi kesehatan yang sangat efektif dalam menurunkan
angka kematian bayi dan balita.Dengan imunisasi, berbagai penyakit seperti TBC
,difteri ,pertusis ,tetanus ,hepatitis B ,poliomielitis ,dan campak dapat
dicegah.
(Dewi,Vivian
Nanny Lia.2010.Salemba Medika.hal:129)
·
Imunisasi
hepatitis B adalah Imunisasi / pemberian vaksin untuk mencegah penyakit yang
disebabkan virus hepatitis B yang berakibat pada hati.
(Marimbi,Hanum.2010.Medical Book.hal:130)
·
Imunisasi
Hepatitis B adalah pemberian vaksin yang menimbulkan kekebalan aktif terhadap
penyakit Hepatitis B.
(Mansjoer,Arif.dkk.2000.Kapita Selekta
Kedokteran.Jilid 2.hal:593)
·
Imunisasi
Hepatitis B adalah pemberian vaksin yang diberikan sedini mungkin setelah
lahir,mengingat paling tidak 3,9 % hamil merupakan mengidap hepatitis dengan
risiko transmisi maternal kurang lebih sebesar 45%.
(Sudarti,M.Kes.dkk.2010.nuMed.hal:149)
II.
HEPATITIS B DAN PENULARANNYA
Hepatitis B merupakan penyakit yang diakibatkan
oleh virus hepatitis B (VHB) yang berakibat pada hati.
(Marimbi,Hanum.2010.Medical Book.hal:130)
Imunisasi hepatitis B diberikan sedini mugkin
setelah lahir,mengingat paling tidak 3,9 %
hamil merupakan pengidap hepatitis dengan risiko transmisi maternal
kurang lebih sebesar 45%. (Sudarti,M.Kes.dkk.2010.Medical
Book.hal:149)
Penularan penyakit hepatitis umumnya terjadi
melalui :
1. Inokulasi parenteral,melalui alat-alat
kedokteran,darah,ataupun jaringan;
2. Hubungan seksual;
3. Dari ibu kepada bayinya,pada umunya
terjadi sekitar proses persalinan,dapat pula melalui transplasental,ataupun
pada masa postnatal melalui ASI;
4. Penularan horisontal antaranak walaupun
jarang terjadi.
(Dewi,Vivian Nanny Lia.2010.Salemba Medika.hal:132)
Banyak jalan masuknya VHB ke tubuh si
kecil.Yang potensial melalui jalan lahir. Bisa
sejak dalam kandungan sufah tertular dari ibu yang mengidap hepatitis B
atau saat proses kelahiran.Cara lain melalui kontak dengan darah
penderita,semisal tranfusi darah. Bisa juga melalui alat-alat medis yang
sebelumnya sudah terkontaminasi darah dari penderita hepatitis B,seperti jarum
suntik yang tidak steril atau peralatan yang ada diklinik gigi.Bahkan juga bisa
lewat sikat gigi atau sisir rambut yang digunakan antaranggota keluarga.
(Marimbi,Hanum.2010.Medical Book.hal:151)
Imunisasi Hepatitis B
Imunisasi Hepatitis B
terdiri dari dua bentuk, imunisasi pasif dan imunisasi aktif.
Imunisasi Pasif
Imunitas pasif yang didapat melalui anti-HBs dapat melindungi
individu dari infeksi Hepatitis B akut dan kronik bila diberikan segera setelah
paparan, dengan menggunakan imunoglobulin yang mengandung titer anti-HBs yang
tinggi. Profilaksis pasca paparan diberikan kepada bayi yang dilahirkan dari
ibu yang menderita Hepatitis B, paparan membran mukosa atau kulit terhadap
darah yang terinfeksi virus Hepatitis B, dan kontak seksual pada pasien yang
HBsAg positif. Imunoglobulin Hepatitis B (HBIG) juga digunakan untuk melindungi
pasien dari infeksi Hepatitis B rekuren setelah transplantasi hati. Efektivitas
imunoglobulin Hepatitis B adalah 75% untuk mencegah Hepatitis B yang
bermanifestasi klinis atau keadaan karier bila digunakan segera setelah
paparan. Proteksi yang dihasilkan oleh HBIG hanya bertahan selama beberapa
bulan.
Salah satu penggunaan utama HBIG adalah sebagai ajuvan vaksin Hepatitis
B dalam mencegah transmisi Hepatitis B perinatal. Data penelitian menyebutkan
bahwa terapi kombinasi HBIG dan vaksin Hepatitis B dapat meningkatkan
efektivitas pencegahan infeksi perinatal sebesar 85-95% dan memberikan efek
proteksi jangka panjang.
Imunoglobulin Hepatitis B juga diindikasikan untuk profilaksis pasca
paparan jarum suntik atau luka kulit lainnya, yang terpapar dengan cairan tubuh
pasien dengan ininfeksi virus Hepatitis B. Profilaksis vaksin Hepatitis B
sebelum paparan mengurangi kebutuhan terhadap HBIG. Sebuah studi menyatakan
bahwa bila tidak diterapi, 30% individu yang tertusuk jarum yang terinfeksi
virus Hepatitis B akan mengalami infeksi klinis dan penggunaan HBIG mempunyai
efektivitas 75% dalam mencegah penyakit yang bermanifestasi klinis. Efikasi
HBIG dalam pencegahan Hepatitis B klinis dan Hepatitis B kronik adalah 75% bila
diberikan dalam waktu 7 hari setelah paparan.
Imunisasi Aktif
Perkembangan Vaksin
Vaksin Hepatitis B yang aman, imunogenik, dan efektif telah
dipasarkan sejak tahun 1982. Vaksin Hepatitis B mengandung HBsAg ayng
dimurnikan. Vaksin dapat diperoleh dari hasil kultur HBsAg dari plasma pasien
infeksi Hepatitis B kronik (plasma-derived vaccine) atau dengan
memasukkan plasmid yang mengandung gen S virus dan pada beberapa kasus pre-S1
dan atau pre S2 ke dalam ragi atau sel mamalia. Insersi ini akan menginduksi
sel mengekspresikan HBsAg, yang berkumpul menjadi partikel imunogenik (vaksin
DNA rekombinan). Vaksin tersebut mengalami inaktivasi, dimurnikan, dan ditambah
aluminium fosfat atau alminium hidroksida, dan diawetkan dengan thimerosal.
Contoh produk vaksin Hepatitis B yang beredar di pasaran adalah
Recombivax HB (Merck) dan Engerix-B (Glaxo Smith Kline). Kedua vaksin tersebut
mempunyai efektivitas yang serupa. Vaksin tersebut termasuk vaksin DNA
rekombinan, dimana vaksin menginduksi sel T yang spesifik terhadap HBsAg dan
sel B yang dependen terhadap sel T untuk menghasilkan antibodi anti-HBs
secepatnya 2 minggu setelah vaksin dosis pertama.
Sebagian pabrik vaksin memproduksi vaksin kombinasi yang mengandung
komponen Hepatitis B. Vaksin kombinasi yang sudah ada diantaranya adalah:
difteri, tetanus, pertusis – Hepatitis B (DTP-Hep B); difteri, tetanus, difteri
aseluler – Hepatitis B (DTaP-Hep B); difteri, tetanus, difteri aseluler –
Hepatitis B – Haemophilus influenza tipe b (DTaP-Hep B-Hib); dan
difteri, tetanus, difteri aseluler – Hepatitis B - Haemophilus influenza
tipe b – polio inaktif (DTaP-Hep B-Hib-IPV). Selain itu juga terdapat kombinasi
vaksin Hepatitis B dengan Hepatitis A. Tidak ada peningkatan efek samping
maupun interverensi antara pemberian vaksin Hepatitis B dengan vaksin lain.
Vaksin Hepatitis B harus disimpan pada suhu 2-8oC. Vaksin
yang mengalami pembekuan akan mengurangi efektivitas vaksin. Vaksin Hepatitis B
termasuk vaksin yang termostabil. Pemanasan pada suhu 45oC selama 1
minggu atau 37oC selama 1 bulan tidak mengubah imunogenisitas dan
reaktivitas vaksin.
III.
LOKASI PENYUNTIKAN
Pada anak di lengan dengan cara
intramuskuler.Sedangkan pada bayi di paha lewat anterolateral (antero = otot
bagian luar).Penyuntikan di bokong tak dianjurkan karena bisa mengurangi
efektifitas vaksin.
(Marimbi,Hanum.2010.Medical Book.hal:152)
IV.
KONTRA INDIKASI
·
Imunisasi
tidak dapat diberikan kepada anak yang menderita sakit berat.
(Marimbi,Hanum.2010.Medical Book.hal:153)
·
Sampai
saat ini belum dipastikan adanya kontraindikasi absolut terhadap pemberian
imunisasi hepatitis B ,kecuali pada ibu hamil.
(Dewi,Vivian
Nanny Lia.2010.Salemba Medika.hal:133)
V.
EFEK SAMPING (KIPI)
Umumnya tak
terjadi.Jikapun ada (kasusnya sangat jarang),berupa keluhan nyeri pada bekas
suntikan,yang disusul demam ringan dan pembengkakan.Namun reaksi ini akan
menghilang dalam waktu dua hari serta rasa tidak enak pada pencernaan.
(Marimbi,Hanum.2010.Medical Book.hal:130 dan 152-153)
Efek
samping yang terjadi pascaimunisasi hepatitis B pada umunya ringan,hanya berupa
nyeri, bengkak,panas, mual,dan nyeri sendi maupun otot.Walaupun demikian pernah
pula dilaporkan terjadi reaksi anafilaksis, sindrom Guillain Barre, walaupun
tidak jelas terbukti apakah hal tersebut berhubungan dengan imunisasi hepatitis
B.
(Dewi,Vivian Nanny Lia.2010.Salemba Medika.hal:133)
VI.
JADWAL PEMBERIAN
Pemberian imunisasi Hepatitis B harus
berdasarkan status HbsAg ibu dan pada saat melahirkan,sebagai berikut :
1.
Bayi lahir dari ibu dengan
status HbsAg yang tidak diketahui.Diberikan vaksin rekombinanc(HB Vax-II 5µg
atau Engerix B 10 µg) atau vaksin plasma
derived 10 µg,intramuscular,dalam waktu 12 jam setelah lahir. Dosis kedua
diberikan umur 1-2 bulan dan dosis ketiga umur 6 bulan. Apabila pada
pemeriksaan selanjutnya diketahui ibu HbsAg-nya positif, segera berikan 0,5 Ml
HBIG (sebelum1minggu).
2.
Bayi lahir dari ibu HbsAg
positif.Dalam waktu 12 jam setelah lahir,secara bersamaan, diberikan 0,5 ml
HBIG dan vaksin rekombinan, intramuscular di sisi tubuh yang berlainan.Dosis
kedua diberikan 1-2 bulan ssdy dan dosis ketiga diberikan pada usia 6 bulan.
3.
Bayi lahir dari ibu dengan
HbsAg negative.Diberikan vaksin rekombinan atau vaksin plasma derived secara intramuscular,pada umur 2-6 bulan. Dosis kedua
diberikan 1-2 bulan kemudian dan dosis ketiga diberikan 6 bulan setelah
imunisasi pertama.
4.
Ulangan imunisasi hepatitis B (
hep B-4) dapat dipertimbangkan pada umur 10-12 tahun.
(Sudarti,M.Kes.dkk.2010.Medical Book.hal:149-150)
Jadwal pemberian :
1. Vaksinasi awal atau primer diberikan sebanyak 3 kali.Jarak antara
suntikan I dan II adalah 1-2 bulan, sedangkan untuk suntikan III diberikan
dengan jarak 6 bulan dari suntikan I.
2. Pemberian booster dilakukan
5 tahun kemudian,namun masih belum ada kesepakatan.
3. Dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan anti-HbsAg pascaimunisasi
setelah 3 bulan imunisasi terakhir.
4. Skrinning pravaksinasi hanya dianjurkan pada pemberian imunisasi
secara individu (praktik swasta perorangan),sedangkan pada suntikan missal
tidak dianjurkan. (Dewi,Vivian
Nanny Lia.2010.Salemba Medika.hal:133)
VII.
USIA PEMBERIAN
Sekurang-kurangnya 12 jam setelah
lahir.Dengan syarat,kondisi bayi stabil, tak ada gangguan pada paru-paru dan
jantung.Dilanjutkan pada usia 1 bulan,dan usia antara 3-6 bulan.Khusus bayi
yang lahir dari ibu mengidap VHB,selain imunisai yang dilakukan kurang dari 12
jam setelah lahir,juga diberikan immunoglobulin antihepatitis B dalam waktu
sebelum berusia 24 jam.
(Marimbi,Hanum.2010.Medical Book.hal:152)
VIII.
HIPORESPONDER DAN NONRESPONDER
Tanggap
kebal yang rendah pascaimunisasi dapat disebabkan oleh hal-hal berikut :
1.
Usia tua;
2.
Pemberian vaksinasi di daerah
bokong;
3.
Pada anak yang gemuk;
4.
Pasien hemodialisis /
transplantasi;
5.
Pasien yang mendapat
obat-obatan imunosupresif;
6.
Pasien leukemia dan penyakit
keganasan yang lain;
7.
Pasien DM dengan insulin dependent.
8.
Infeksi HIV;
9.
Pecandu alkohol.
Pada
keadaan – keadaan tersebut di atas, imunisasi perlu diulang dengan meningkatkan
dosis (dua kali) setelah melakukan koreksi seperlunya terhadap penyakit
dasar. (Dewi,Vivian Nanny
Lia.2010.Salemba Medika.hal:133)
IX.
TANDA KEBERHASILAN
Tak ada tanda klinis yang dapat
dijadikan patokan.Namun dapat dilakukan pengukuran keberhasilan melalui
pemeriksaan darah dengan mengecek kadar hepatitis B-nya setelah anak berusia
setahun.Bila kadarnya di atas 1000, berarti daya tahannya 8 tahun;di atas
500,tahan 5 tahun; di atas 200,tahan 3 tahun.Tetapi kalau angkanya Cuma
100,maka dalam 1 tahun akan hilang.Sementara bila angkanya nol berarti si bayi
harus disuntik ulang 3 kali lagi.
(Marimbi,Hanum.2010.Medical Book.hal :153)
DAFTAR PUSTAKA
·
Mansjoer,Arif.dkk.2000.Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2.Jakarta:Media
Aesculapius
·
Dewi,Vivian
Nanny Lia.2010.ASUHAN NEONATUS BAYI DAN
ANAK BALITA. Yogyakarta:Salemba Medika
·
Marimbi,Hanum.2010.Tumbuh Kembang,Status Gizi, dan Imunisasi
Dasar Pada Balita.Yogyakarta:Medical Book
·
Sudarti,M.Kes.dkk.2010.Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Dan Anak
Balita. Yogyakarta: Medical Book
POHON MASALAH –
IMUNISASI HEPATITIS B
IMUNOLOGI
No comments:
Post a Comment