LAPORAN
PENDAHULUAN
INTRA UTERINE
FETAL DEATH (IUFD)
A.
DEFINISI
-
IUFD
adalah kematian hasil konsepsi sebelum dikeluarkan dengan sempurna dari rahim
ibu tanpa memandang tuanya kehamilan (Sarwono, 2005).
-
IUFD
atau stilbirth adalah kelahiran hasil konsepsi dalam keadaan mati yang telah
mencapai umur kehamilan 28 minggu (atau berat badan lahir lebih atau sama
dengan 1000 gram).
B.
ETIOLOGI
Penyebab
IUFD antara lain :
1.
Faktor
Placenta
-
Insufiensi
placenta
-
Infark
placenta
-
Solutio
placenta
-
Placenta
previa
2.
Faktor
Ibu
-
Diabetes
mellitus
-
Preeklampsia
dan eklampsia
-
Nefritis
kronis
-
Polihidramnion
dan oligohidramnion
-
Siphilis
-
Penyakit
jantung
-
Hipertensi
-
Penyakit
paru/ TBC
-
Incompatability
rhesus
-
AIDS
3.
Faktor
Intrapartum
-
Perdarahan
antepartum
-
Partus
lama
-
Anasthesi
-
Partus
macet
-
Persalinan
presipitatus
-
Persalinan
sungsang
-
Obat-
obatan
4.
Faktor
Janin
-
Prematuritas
-
Postmaturitas
-
Kelainan
bawaan
-
Perdarahan
otak
5.
Faktor
Tali Pusat
-
Prolapsus
tali pusat
-
Lilitan
tali pusat
-
Vassa
praevia
-
Tali
pusat pendek
C.
PATOFISIOLOGI
Janin
juga bisa mati di dalam kandungan (IUFD) karena beberapa faktor antara lain,
gangguan gizi dan anemia dalam kehamilan, hal tersebut menjadi berbahaya karena
suplai makanan yang dikonsumsi ibu tidak mencukupi kebutuhan janin. Sehingga
pertumbuhan janin terhambat dan dapat mengakibatkan kematian. Begitu pula
dengan anemia, karena anemia adalah kejadian kekurangan Fe, maka jika ibu
kekurangan fe dampak pada janin adalah irrefersibel. Kerja organ- organ aliran
darah janin tidak seimbang dengan pertumbuhan janin.
D.
FAKTOR
PREDISPOSISI
1.
Faktor
Ibu (High Risk Mothers)
-Status sosial
ekonomi yang rendah
-Tingkat
pendidikan ibu yang rendah
-Umur ibu yang
melebihi 30 tahun atau kurang dari 20 tahun
-Parietas pertama
atau parietas kelima atau lebih
-Tinggi dan BB
ibu tidak proporsional
-Kehamilan di
luar perkawinan
-Kehamilan tanpa
pengawasan antenatal
-Gangguan gizi
dan anemia dalam kehamilan
-Ibu dengan
riwayat kehamilan / persalinan sebelumnya tidak baik seperti bayi lahir mati
-Riwayat
inkompatibilitas darah janin dan ibu
2.
Faktor
bayi (High Risk Infant)
-Bayi dengan
infeksi antepartum dan kelainan kongenital
-Bayi dengan
diagnosa IUGR
-Bayi dalam
keluarga yang mempunyai problema sosial
3.
Faktor
yang berhubungan dengan Kehamilan
-Abrupsio
placenta
-Polihidramnion
-Kehamilan ganda
-Infeksi
-Kehamilan lama
-diabetes
E.
MANIFESTASI
KLINIS
-
DJJ
tidak terdengar
-
Uterus
tidak membesar, fundus uteri turun
-
Pergerakan
janin tidak teraba lagi oleh pemeriksa
-
Palpasi
janin menjadi tidak jelas
-
Reaksi
biologis menjadi negatif setelah anak mati kurang lebih 10 hari
-
Bila
janin yang mati tertahan 5 minggu atau lebih, kemungkinan hypofibrinogenemia
25%
F.
JENIS-
JENIS PERSALINAN UNTUK JANIN MATI
Kematian
janin dapat dibagi menjadi 4 golongan , yaitu:
1.
Golongan
I : kematian sebelum masa kehamilan
mencapai 20 minggu penuh
2.
Golongan
II : kematian sesudah ibu hamil 20- 28
minggu
3.
Golongan
III : kematian sesudah masa kehamilan > 28 minggu (late fetal death)
4.
Golongan
IV : kematian yang tidak dapat digolongkan pada ketiga golongan di atas
Jenis-
jenis pertolongan persalinan untuk janin mati :
1.
Pertolongan
persalinan dengan perforasi kronioklasi
Merupakan
tindakan beruntun yang dilakukan pada bayi yang meninggal di dalam kandungan
untuk memperkecil kepala janin dengan perforation selanjutnya menarik kepala
janin dengan kronioklasi.
2.
Pertolongan
persalinan dengan dekapitasi
Yaitu
dengan memotong leher janin sehingga badan dan kepala janin dapat diahirkan.
3.
Pertolongan
persalinan dengan eviserasi
Adalah
tindakan operasi dengan mengeluarkan lebih dahulu isi perut dan paru (dada)
sehingga volume janin kecil untuk selanjutnya dilahirkan.
4.
Pertolongan
persalinan dengan kleidotomi
Adalah
memotong tulang klavikula sehingga volume bahu mengecil untuk dapat melahirkan
bahu.
G.
PENATALAKSANAAN
1.
Persalinan
Spontan
Tunggu
persalinan spontan hingga 2-3 minggu
2.
Induksi
Persalinan
a.
Prostaglandin
Pemberian
prostaglandin dapat diberikan dengan : transvaginal supositoria, infus dengan
nalador.
b.
Oksitosin
-
Pemberian
melalui
Infus
RL dengan suntik oksitosin, tetesan pertama antara 8-12 tetes per menit. Tiap
15 menit dilakukan penilaian, bila his tidak adekuat jumlah tetesan ditambah 4
tetes sampai maksimal 40 tetes/ menit dipertahankan 2x pemberian.
-
Komplikasi
Ketuban
pecah dalam pembukaan kecil, prolapsus bagian kecil janin.
H.POHON
MASALAH
Pada
pemeriksaan fisik ditemukan :
o
Hilangnya
pergerakan janin
o
Perut
tidak bertambah besar
o
TFU
lebih rendah dari usia kehamilan
o
DJJ
tidak terdengar
Pemeriksaan
USG
o
Tanda splading positif
o
Tanda robert positif
o
DJJ tidak terdengar
o
Tidak ada gerakan janin
IUFD
ETIOLOGI
o
Perdarahan (placenta previa)
o
Hipertensi
o
Penyakit, infeksi
o
Komplikasi tali pusat, placenta
o
Eritoblastosis feralis
o
Anomali bawaan
o
Infeksi dalam rahim (torch)
o
malnutrisi
PENATALAKSANAAN
Persalinan spontan Induksi
Persalinan
(tunggu 2-3 minggu) -Prostaglandin
-Oksitosin
No comments:
Post a Comment