Sunday, October 6, 2013

Laporan Pendahuluan IUFD



LAPORAN PENDAHULUAN
INTRA UTERINE FETAL DEATH (IUFD)

A.  DEFINISI
-          IUFD adalah kematian hasil konsepsi sebelum dikeluarkan dengan sempurna dari rahim ibu tanpa memandang tuanya kehamilan (Sarwono, 2005).
-          IUFD atau stilbirth adalah kelahiran hasil konsepsi dalam keadaan mati yang telah mencapai umur kehamilan 28 minggu (atau berat badan lahir lebih atau sama dengan 1000 gram).


B.  ETIOLOGI
Penyebab IUFD antara lain :
1.      Faktor Placenta
-   Insufiensi placenta
-   Infark placenta
-   Solutio placenta
-   Placenta previa
2.      Faktor Ibu
-   Diabetes mellitus
-   Preeklampsia dan eklampsia
-   Nefritis kronis
-   Polihidramnion dan oligohidramnion
-   Siphilis
-   Penyakit jantung
-   Hipertensi
-   Penyakit paru/ TBC
-   Incompatability rhesus
-   AIDS
3.      Faktor Intrapartum
-   Perdarahan antepartum
-   Partus lama
-   Anasthesi
-   Partus macet
-   Persalinan presipitatus
-   Persalinan sungsang
-   Obat- obatan
4.      Faktor Janin
-   Prematuritas
-   Postmaturitas
-   Kelainan bawaan
-   Perdarahan otak
5.      Faktor Tali Pusat
-   Prolapsus tali pusat
-   Lilitan tali pusat
-   Vassa praevia
-   Tali pusat pendek
C.  PATOFISIOLOGI
Janin juga bisa mati di dalam kandungan (IUFD) karena beberapa faktor antara lain, gangguan gizi dan anemia dalam kehamilan, hal tersebut menjadi berbahaya karena suplai makanan yang dikonsumsi ibu tidak mencukupi kebutuhan janin. Sehingga pertumbuhan janin terhambat dan dapat mengakibatkan kematian. Begitu pula dengan anemia, karena anemia adalah kejadian kekurangan Fe, maka jika ibu kekurangan fe dampak pada janin adalah irrefersibel. Kerja organ- organ aliran darah janin tidak seimbang dengan pertumbuhan janin.
D.  FAKTOR PREDISPOSISI
1.      Faktor Ibu (High Risk Mothers)
-Status sosial ekonomi yang rendah
-Tingkat pendidikan ibu yang rendah
-Umur ibu yang melebihi 30 tahun atau kurang dari 20 tahun
-Parietas pertama atau parietas kelima atau lebih
-Tinggi dan BB ibu tidak proporsional
-Kehamilan di luar perkawinan
-Kehamilan tanpa pengawasan antenatal
-Gangguan gizi dan anemia dalam kehamilan
-Ibu dengan riwayat kehamilan / persalinan sebelumnya tidak baik seperti bayi lahir mati
-Riwayat inkompatibilitas darah janin dan ibu
2.      Faktor bayi (High Risk Infant)
-Bayi dengan infeksi antepartum dan kelainan kongenital
-Bayi dengan diagnosa IUGR
-Bayi dalam keluarga yang mempunyai problema sosial
3.      Faktor yang berhubungan dengan Kehamilan
-Abrupsio placenta
-Polihidramnion
-Kehamilan ganda
-Infeksi
-Kehamilan lama
-diabetes

E.   MANIFESTASI KLINIS
-          DJJ tidak terdengar
-          Uterus tidak membesar, fundus uteri turun
-          Pergerakan janin tidak teraba lagi oleh pemeriksa
-          Palpasi janin menjadi tidak jelas
-          Reaksi biologis menjadi negatif setelah anak mati kurang lebih 10 hari
-          Bila janin yang mati tertahan 5 minggu atau lebih, kemungkinan hypofibrinogenemia 25%
F.   JENIS- JENIS PERSALINAN UNTUK JANIN MATI
Kematian janin dapat dibagi menjadi 4 golongan , yaitu:
1.      Golongan I  : kematian sebelum masa kehamilan mencapai 20 minggu penuh
2.      Golongan II  : kematian sesudah ibu hamil 20- 28 minggu
3.      Golongan III : kematian sesudah masa kehamilan > 28 minggu (late fetal death)
4.      Golongan IV : kematian yang tidak dapat digolongkan pada ketiga golongan di atas
Jenis- jenis pertolongan persalinan untuk janin mati :
1.      Pertolongan persalinan dengan perforasi kronioklasi
Merupakan tindakan beruntun yang dilakukan pada bayi yang meninggal di dalam kandungan untuk memperkecil kepala janin dengan perforation selanjutnya menarik kepala janin dengan kronioklasi.
2.      Pertolongan persalinan dengan dekapitasi
Yaitu dengan memotong leher janin sehingga badan dan kepala janin dapat diahirkan.
3.      Pertolongan persalinan dengan eviserasi
Adalah tindakan operasi dengan mengeluarkan lebih dahulu isi perut dan paru (dada) sehingga volume janin kecil untuk selanjutnya dilahirkan.
4.      Pertolongan persalinan dengan kleidotomi
Adalah memotong tulang klavikula sehingga volume bahu mengecil untuk dapat melahirkan bahu.
G.  PENATALAKSANAAN
1.      Persalinan Spontan
Tunggu persalinan spontan hingga 2-3 minggu
2.      Induksi Persalinan
a.       Prostaglandin
Pemberian prostaglandin dapat diberikan dengan : transvaginal supositoria, infus dengan nalador.
b.      Oksitosin
-       Pemberian melalui
Infus RL dengan suntik oksitosin, tetesan pertama antara 8-12 tetes per menit. Tiap 15 menit dilakukan penilaian, bila his tidak adekuat jumlah tetesan ditambah 4 tetes sampai maksimal 40 tetes/ menit dipertahankan 2x pemberian.
-       Komplikasi
Ketuban pecah dalam pembukaan kecil, prolapsus bagian kecil janin.
H.POHON MASALAH
Pada pemeriksaan fisik ditemukan :
o   Hilangnya pergerakan janin
o   Perut tidak bertambah besar
o   TFU lebih rendah dari usia kehamilan
o   DJJ tidak terdengar
 


Pemeriksaan USG

                                                          
o   Tanda splading positif
o   Tanda robert positif
o   DJJ tidak terdengar
o   Tidak ada gerakan janin
 


                                                                          IUFD


ETIOLOGI
o   Perdarahan (placenta previa)
o   Hipertensi
o   Penyakit, infeksi
o   Komplikasi tali pusat, placenta
o   Eritoblastosis feralis
o   Anomali bawaan
o   Infeksi dalam rahim (torch)
o   malnutrisi


PENATALAKSANAAN



                            Persalinan spontan                                                  Induksi Persalinan
                            (tunggu 2-3 minggu)                                               -Prostaglandin
                                                                                                            -Oksitosin

No comments:

Post a Comment