Sunday, October 6, 2013

Laporan Pendahuuan BBLR



LAPORAN DAN PENDAHULUAN
BAYI BARU LAHIR RENDAH


I.       DEFINISI
-          BBLR adalah BBL dengan berat badan kurang dari 2500 gram dan juga bayi yang lahir pada umur kehamilan kurang dari 37 minggu (sampai dengan 2.499 gram). (Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk pendidikan bidan: IKA 3: Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2000)
-          BBLR adalah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir < 2500 (sampai dengan 2499 gram). (Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Sarwono P. Jakarta, 2008, YBP-SP)
-          Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. (Ikatan dokter anak Indonesia (IDAI) BBLR dalam standar pelayanan medis kesehatan anak edisi 1. Jakarta: 2004, 307-313)



II.          KLASIFIKASI
BBLR dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu:
a.       Prematuritas
Masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasinya atau besarnya disebut neonatus kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan
b.      Dismaturitas
Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa gestasi itu (UK aterm tapi BB kurang). Berarti bayi mengalami refardasi pertumbuhan intrauterine dan merupakan bayi yang kecil.

III.       ETIOLOGI
-          Faktor Ibu
a.       Riwayat kelahiran prematur sebelumnya
b.      Kelainan uterus
c.       Faktor pekerja yang terlalu berat
d.      Umur
-          Faktor Kehamilan
a.       Hidramnion
b.      Hamil ganda
c.       Pendarahan antepartum
d.      Komplikasi hamil, preeklamsi, ketuban pecah dini
-          Faktor Janin
a.       Cacat bawaan
b.      Infeksi dalam rahim
Alat tubuh bayi belum berfungsi seperti bayi matur maka mudah terjadi komplikasi dan makin tinggi tingkat kematiannya dengan kurang sempurnanya obat-obatan dalam tubuh maka mudah timbul masalah-masalah sebagai berikut:
1.      Sindrom gangguan pernafasan (penyakit membrane hirolin)
2.      Persalinan aspirasi, karena reflek menelan dan bentuk belum sempurna
3.      Hiperbiliruginemia, karena fungsi hati belum matang
4.      Hipoolikemia, karena alat pencernaan belum berfungsi sempurna
5.      Lipotermia, karena pusat pengaturan suhu belum matang
6.      Sindrom aspirasi mekonium (asfiksia)

IV.       PENATALAKSANAAN
Dengan memperhatikan berbagai kemungkinan yang dapat terjadi pada BBLR maka perawatan dan pengawasan bayi dilaksanakan dibawah ini:
1.      Mempertahankan suhu dengan ketat
BBLR mudah mengatasi hipotermia, oleh sebab itu suhu tubuhnya harus diperhatikan dengan ketat.
-          Bayi yang BB < 2 kg suhunya 360C
-          Bayi yang BB 2-2,5 kg suhunya 340C
2.      Mencegah Infeksi dengan ketat
BBLR sangat rentan untuk infeksi. Perhatikan prinsip-prinsip pencegahan infeksi termasuk mencuci tangan sebelum memegang bayi
3.      Pengawasan nutrisi/ ASI
Reflek menekan BBLR belum sempurna. Oleh sebab itu pemberian nutrisi harus dilakukan dengan cepat, pemberian minum dimulai pada waktu bayi berumur 3 jam bayi tidak menderita hipglikemia dan hiperglirubin sesudah 5 hari bayi dicoba disesuaikan pada ibunya
4.      Penimbangan Ketat
Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi/ nutrisi bayi dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuhnya. Oleh sebab itu penimbangan berat badan harus dilakukan dengan ketat.


5.      Memberi terapi O2
BBLR mudah mengalami asfiksia: karena sistem respirasinya belum sempurna sehingga harus diberikan terapi O2 yang sesuai dengan terapi dokter .
-          Kebutuhan cairan untuk bayi umur lahir 120-150 ml/kg/ hari atau 100-120 cal/kg/hari. Pemberian dilakukan secara sesuai kemampuan bayi untuk segera mungkin mencukupi kebutuhan cairan/ kalori.





























V.          POHON MASALAH









 
















Sistem respirasi

Pusat pengaturan belum sempurna


 
Surfaktan paru berkurang

Pengembangan paru berkurang
 

Otot pernafasan lemah

Penyakit membrane hialin
Sistem respirasi

Pusat pengaturan belum sempurna


 
Surfaktan paru berkurang

Pengembangan paru berkurang
 

Reflek batuk berkurang


 
Preuminia aspirasi
Hepar


 
Hepar belum sempurna (imatur)


 
Gangguan pemecahan bilirubin
 

Hiperbilirubin
Sistem rebulasi

Pusat pengaturan suhu badan belum sempurna
 

Luas badan relatif besar

Penguapan bertambah

Lemak kulit berkurang

Panas hilang
 

Hipotermi
Sistem gasman
Testinal

Aktifitas otot pencernaan berkurang


 
Enzim limpase berkurang
 

Penyerapan makanan dan minuman berkurang

Penyerapan makanan berkurang


 
Gangguan pemenuhan gizi
 

Hipoglikemia
Sistem gasmain

Pusat pengatur belum sempurna


 
Ketuban bercampur mekonium
 

Asfiksia


No comments:

Post a Comment