LAPORAN PENDAHULUAN
PERSALINAN KALA
II
A. DEFINISI
·
Persalinan
adalah :serangakain kejadian yang berakhir dengan
peneluaran bayi yang cukup bulan atau hampircukup bulan, disusul dengan
pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh Ibu. (Obstetri Fisiologi, 221)
·
Persalinan adalah :suatu proses pengeluaran hasil konsepsi
janin dan yang dapat hidup di dunia luar darirahim melalui jalan lahir atau
dengan jalan lain.
(Rustam,
Mochtar, 1998)n t
·
Persalinan kala II adalah dimulai ketika pembukaan
serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. (Buku Acuan APN, Revisi 2007
hal 3 – 2).
Persalinan Kala II (kala pengeluaran) dimulai dari
pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi.
(Obstetri Fisiologi UNPAD, hal 224)
·
Persalinan Kala II persalinan adalah keadaan Ibu
berada pada pembukaan lengkap dan siap untuk melahirkan bayinya.
(Buku
Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, hal : 3)
B. FISIOLOGI
Tanda
– tanda Kala II
1. Ibu merasa ada dorongan kuat
dan menekan.
2. Ibu merasakan tekanan yang
semakin meningkat pada rektum dan vagina.
3. Perinium tampak menonjol
4. Vulva dan spingter Aru membuka
C. PERUBAHAN – PERUBAHAN PADA KALA II :
Ibu akan mengalami perubahan – perubahan pada tubuhnya, diantaranya :
a. Perubahan Tekanan Darah
Tekanan darah meningkat selama kehamilan, kenaikan
sistolik rata – rata sebesar 10 – 20 mmHG, Diastolik 5 – 10 mmHg, tekanan darah
turun di antara kontraksi. Hindari posisi terlentang, karena akan mengganggu
sirkulasi darah dan janin dapat asfeksia.
b. Perubahan Fisiologis
- Metabolisme aerob
atau anaerob karbohidrat akan naik.
- Kenaikan ini
disebabkan karena cemas serta kegiatan otot kerangka tubuh.
- Kenaikan
metabolisme ini ditandai dengan kenaikan suhu, denyut nadi, pernafsan, kardiak
out put dan kehilangan cairan.
c. Perubahan Suhu Badan
–
Suhu badan meningkat selama persalinan dan setelah
melahirkan.
–
Kenaikan suhu tidak boleh melebihi 0,5O – 1O
C.
–
Kenaikan suhu yang berlangsung lama diindikasikan
adanya dehidrasi.
d. Denyut Jantung
- Denyut jantung
naik saat kontraksi.
- Penurunan denyut
jantung tidak terjadi jika Ibu dalam posisi miring bukan posisi telentang.
- Denyut jantung
sedikit lebih tinggi di antara Kontraksi.
- Denyut jantung
yang sedikit naik merupakan keadaan yang normal, meskipun normal perlu
dikontrol secara periode untuk mengidentifikasi adanya infeksi.
e. Perubahan Pernafasan
- Pernafasan terjadi
kenaikan dibanding sebelum persalinan.
- Kenaikan
pernafasan disebabkan karena adanya rasa nyeri. Kekhawatiran serta penggunaan
teknik pernafasan yang tidak benar.
f. Perubahan Renal
- Poly urine sering
terjadi selama persalinan, hal ini disebabkan oleh kardial output yang
meningkat dan Filtrasi glomerulus.
- Kandung kencing
harus sering dikontrol (2 jam) yang bertujuan agar tidak menghambat penurunan
bagian terendah janin dan trauma pada kandung kemih serta menghindari retensi
urine setelah melahirkan
g. Perubahan Gastrointestinal
- Kemampuan
pergerakan gastrik serta penyerapan makanan pada berkurang menyebkan pencernaan
hampir terhenti selama persalinan sehingga menimbulkan konstipasi.
- Ibu dianjurkan
tidak makan atau minum terlalu banyak, tetapi makan atau minum semuanya untuk
mempertahankan energi dan hidrasi.
h. Perubahan Hematologis
- Hemoglobin akan
meningkat 1,2 gr% selama persalinan dan kembali ke tingkat pra persalinan pada
hari pertama setelah melahirkan.
- Jumlah sel – sel
darah putih meningkat secara progresif selama Kala I sebesar 5000 sampai dengan
15000 WBC sampai dengan akhir pembukaan lengkap.
- Gula darah akan
turun selama persalinan dan akan turun secara menyolok pada persalinan yang
mengalami penyulit atau persalinan lama.
i. Kontraksi Uterus
- Terjadi karena
adanya rangsangan pada otot polos uterus dan penurunan hormon progesteron yang
menyebabkan keluarnya hormon oxsitosin.
- Kontraksi uterus
dimulai dari fundus uteri menjalar ke bawah.
- Fundus uteri
bekerja kuat dan lama untuk mendorong janin ke bawah sedangkan uterus bagian
bawah pasif hanya mengikuti tarikan dari segmen atas rahim akhirnya menyebabkan
serviks menjadi lembek dan membuka.
j. Pembentukan Segmen atas Rahim
dan Segmen Bawah Rahim
- Segmen atas rahim
(SAR) terbentuk pada uterus bagian atas
dengan sifat otot yang lebih tebal dan kontraktif.
- Pada bagian ini
terdapat banyak otot serong dan memanjang.
- Segmen atas rahim
terbentuk dari fundus sampai istmus uteri.
- Segmen bawah rahim
(SBR) terbentang di uterus bagian bawah antara istmus dengan serviks.
- Sifat otot yang
tipis dan elastis.
- Banyak terdapat
otot yang melingkar dan memanjang.
k. Penarikan Serviks
- Pada akhir
kehamilan otot yang mengelilingi Ostium uteri internum ditarik oleh SAR yang
menyebabkan serviks menjadi pendek.
- Bentuk serviks
menghilang karena kanalis servikalis membesar dan membentuk Ostium uteri
eksterna sebagai ujung dan bentuknya menjadi sempit.
l. Pembukaan OUI dan OUE
- Pembukaan
disebabkan oleh karena membesarnya OUE karena otot yang melingkar disekitar
ostium meregang untuk dapat dilewati kepala.
- Pembukaan uteri
tidak saja karena penarikan SAR tetapi juga karena tekanan isi uterus yaitu
kepala dan kantong Amnion.
- Pada primigravida
dimulai dari OUI terbuka terlebih dahulu baru OUE membuka pada saat persalinan
terjadi pada multigravida OUI dan OUE membuka secara bersama – sama saat
persalinan terjadi.
m. Show
- Pengeluaran dari
vagina yang terdiri dari sedikit lendir yang bercampur darah.
- Lendir berasal
dari ekstruksi lendir yang menyumbat kanalis servikalis sepanjang kehamilan.
- Darah berasal dari
desidua vena yang lepas.
n. Tonjolan kantong ketuban
- Tonjolan kantong
ketuban ini disebabkan oleh adanya rangsangan SBR yang menyebabkan terlepasnya
selaput karlon yang menempel pada uterus.
- Dengan adanya
tekanan maka akan terlihat kantong yang berisi cairan yang menonjol ke OUI yang
membuka.
- Cairan tersebut
terbagi 2 (dua) yaitu fase Uvater dan Hind water yang berfungsi untuk
melindungi selaput amnion agar tidak terlepas seluruhnya.
- Bila selaput ketuban
pecah maka cairan tersebut akan keluar sehingga plasenta akan tertekan dan
menyebabkan fungsi plasenta terganggu.
D. ASUHAN PERSALINAN NORMAL
58 langkah ASUHAN PERSALINAN NORMAL :
1. Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan Kala
Dua
-
Ibu merasa
ada dorongan kuat dan meneran
-
Ibu merakan
tekanan yang semakin meningkat pada rectum dan vagina
-
Perineum
tampak menonjol
-
Vulva dan
spingter ani membuka
2. Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan
obat-obatan esensial untuk menolong persalinan dan menatalaksanakan komplikasi
ibu dan BBl
3. Pakai celemek plastik
4. Cuci tangan pakai sabun dan air mengalir
5. Pakai sarung tangan DTT
6. Masukkan oksitosin ke dalam tabung suntik
7. Membersihkan vulva dan vagina
8. Lakukan pemeriksaan dalam
9. Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan
tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5 %
10. Periksa DJJ
11. Beritahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap
12. Minta keluarga untuk membantu menyiapkan posisi
meneran
13. Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa
ada dorongan kuat meneran
14. Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau
mengambil posisi yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran
dalam 60 menit
15. Letakkan handuk bersih diperut ibu
16. Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian
dibawah bokong ibu
17. Buka tutup partus set dan perhatikan kembali
kelengkapan alat dan bahan
18. Pakai sarung tangan DTT
19. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 m
membuka vulva maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan
kain bersih dan kering
20. Periksa kemukinan adanya lilitan tali pusat dan
ambil tindakan yang sesuai jika itu terjadi
21. Tunggu kepala bayi melakukan putar paksi luar
secara spontan
22. Pegang bayi secara biparietal untuk melahirkan
bahu
23. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memagang
lengan dan siku sebelah atas
24. Setelah kedua bahu lahir geser tangan bawah ke
arah perineum ibu untuk menyangga kepala, lengan dan siku sebelah bawah
25. Lakukan penilaian selintar
-
Apakah bayi
menangis kuat
-
Apakah bayi
bergrak aktif
26. Keringkan tubuh bayi
27. Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada
lagi bayi dalam uterus
28. Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar
uterus berkontraksi baik
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi keluar, suntikkan
oksitosin 10 ui, IM di paha atas bagian distal lateral
30. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat
31. Pemotongan dan pengikatan tali pusat
32. Letakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit
bayi
33. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan
pasang topi di kepala bayi
34. Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak
5-10 cm dari vulva
35. Letakkan satu tangan diatas kain pada perut ibu,
tangan lain menegang tali pusat
36. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat
kearah bawah sambil tangan yang lain mendorong uterus ke arah belakang – atas
(dorso kranial)
37. Lakukan penegangan dan dorso kranial hingga
plasenta terlepas
38. Saat plasenta muncul diintroitus vagina, lahirkan
plasenta dengan kedua tangan
39. Setelah ketuban lahir, lakukan masase uterus
40. Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun
bayi dan pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh.
41. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan
perineum
42. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak
terjadi perdarahan pervaginam
43. Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit
didada ibu paling sedikit 1 jam
44. Setelah 1 jam, lakukan penimbangan/pengukuran
bayi, beri salep mata, vitamin K1 1 mg IM dipaha kiri anterolateral
45. Setelah 1 jam pemberian Vit K1 1 mg, berikan
suntikan imunisasi Hepatitis B. Dipaha kanan anterolateral
46. Lanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah
perdarahan pervaginam
47. Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus
dan menilai kontraksi
48. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
49. Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih
setiap 15 menit selama 1 jam pertama PP dan se tiap 30 menit selama jam kedua
PP.
50. Periksa kembali bayi untuk pastikan bahwa bayi
bernafas dengan baik (40-60 s/mnt), serta suhu normal (365-375)
51. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam
larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan
setelah didekontaminasi
52. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat
sampah yang sesuai
53. Bersihkan ibu dengan menggunakan air DTT
54. Pastikan ibu merasa nyaman
55. Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan
klorin 0,5%
56. Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan
klorin 0,5%, rendam 10 menit
57. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir
58. Lengkapi partograf
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, 1998, Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana
untuk Pendidikan Bidan, EGC, Jakarta
DepKes RI, 2008, Asuhan Persalinan Normal, Jakarta
Depkes RI Dirjen Binkesmas 200, Pedoman Pelayanan Kebidanan Dasar,
Dirjen Binkesmas, Jakarta
Prawiro, Sarwono, 1999, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, PT Gramedia, Jakarta
Universitas Padjadjaran, 1993, Obstetri Fisiolog, Bandung.
Fitramaya, 2008, Ibu Bersalin, Yogyakarta.
No comments:
Post a Comment