Tuesday, October 1, 2013

Laporan pendahuluan KALA I



LAPORAN PENDAHULUAN
PERSALINAN KALA I


I.    DEFINISI
§ Persalinan adalah           :serangakain kejadian yang berakhir dengan peneluaran bayi yang cukup bulan atau hampircukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh Ibu (Obstetri Fisiologi, 221)
§ Persalinan Kala I   adalah: permulaan kontraksi persalinan sejati yang ditandai oleh perubahan serviks yang progresif dan diakhiri dengan pembukaan lengkap (10 cm). Hal ini dikenal sebagai tahap pembukaan serviks.
(Buku Kedokteran, EGC Ajar Asuhan Kebidanan. Helen Varney, 672)
·   Persalinan adalah           : suatu proses pengeluaran hasil konsepsi janin dan yang dapat hidup di dunia luar darirahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain
(Rustam, Mochtar, 1998).
·      Persalinan adalah          : Proses persalinan janin yang terjadi pada kehamilan bulan (37-42 minggu). Lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 24 jam. Tanpa ada komplikasi baik pada ibu maupun janin. (Sarwono, 2001).
·      Persalinan adalah          : Proses dimana bayi, plasenta, dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu. (APN, 2007).




II. PROSES PERSALINAN
Pada persalinan normal, proses persalinan dibagi menjadi 4 kala.
a.       Kala I           : kala pembukaan serviks
b.      Kala II          : kala pengeluaran bayi
c.       Kala III        : kala uri
d.      Kala IV        : hingga dua jam setelah plasenta lahir

Kala I (kala pembukaan)
Proses pembukaan serviks terdiri dari 2 fase, yaitu :
1.      Fase laten, berlangsung selama 8 jam sampai pengukuran 3 cm. His masih lemah dengan frekuensi his jarang.
2.      Fase aktif
-          Fase akselerasi                            :lamanya 2 jam, dengan pembukaan 3-4 cm.
-          Fase dialatasi maksimal :lamanya 2  jam, dengan pembukaan 5-9 cm.
-          Fase deselerasi                                 :lamanya 2 jam, pembukaan lebih dari 9 cm sampai pembukaan lengkap. His tiap 3-4 menit selama 45 detik. Pada multigravida proses ini akan berlangsung lebih cepat.

II.  PERUBAHAN FISIOLOGIS PERSALINAN KALA I
Perubahan fisiologis pada persalinan kala I, diantaranya :
  1. Perubahan Tekanan Darah
§  Tekanan darah meningkat selama kontraksi
§  Kenaikan sistolik rata-rata sebesar 10-20 mmHg, diastolik 5-10 mmHg
§  Tekanan darah turun diantara kontraksi
§  Hindari posisi terlentang, karena akan menganggu sirkulasi darah dan janin dapat terjadi asfiksia.
  1. Perubahan Metabolisme
§  Metabolisme aerob oleh anaerog karbohidrat akan naik
§  Kenaikan ini disebabkan karena cemas, serta kegiatan otot kerangka tubuh
§  Kenaikan metabolisme di tandai dengan kenaikan suhu,denyut nadi, pernafasan, kardiak output dan kehilangan cairan.
  1. Perubahan Suhu Badan
§  Suhu badan meningkat selama persalinan dan meningkat lagi segera setelah persalinan/kelahiran
§  Kenaikan suhu yang berlangsung lama di indikasikan adanya dehidrasi
  1. Denyut Jantung
§  Denyut jantung naik saat kontraksi
§  Penurunan denyut jantung tidak terjadi jika ibu tidur miring atau terlentang
§  Denyut jantung sedikit lebih tinggi diantara kontraksi
§  Perlu pengontrolan secara periode untuk mengetahui infeksi
  1. Perubahan Pernafasan
§  Pernafasan sedikit naik saat persalinan
§  Disebabkan karena adanya rasa nyeri dan kekhawatiran
§  Penggunaan tekhnik pernafasan yang tidak benar
  1. Perubahan Renal
§  Poli uria yang sering terjadi karena meningkatnya kardiak outpun dan filtrasi glomerulus
§  Kontrol kandung kencing 2 jam sekali agar tidak menghambat penurunan janin
§  Serta untuk menghindari retensio urin setelah melahirkan
  1. Peurbahan gastro intestinal
§  Penyerapan makanan padat berkurang
§  Menyebabkan pencernaan hampir terhenti sehingga menyebabkan konstipasi
  1. Perubahan Hematologisp
§  Hb akan meningkat 1,2 gram/100 ml
§  Jumlah sel-sel darah putih akan meningkat 5000-15000 WBC sampai akhir pembukaan lengkap, dan akan turun selama persalinan
§  Akan turun drastis pada persalinan dengan penyulit
  1. Kontraksi uterus
§  Terjadi karena adanya rangsangan otot polos
§  Penurunan hormon estrogen menyebabkan kelaurnya oksitosin
§  Kontraksi dimulai dari fundus menjalar kebawah
§  Fundus uteri bekerja kuat dan akan mendorong janin ke bawah
§  Servix menjadi lembek dan membuka
  1. Pembentukan SAR dan SBR
§  SAR terbentuk pada uterus bagian atas
§  Otot lebih tebal dan kontruktif
§  SBR terbentuk di uterus bagian bawah antara istmus dan serviks
§  Sifat otot tipis dan elastis
§  Banyak otot yang melingkar dan memanjang
  1. Penarikan Serviks
§  Otot yang mengelilingi ostium uteri internum (OUI) ditarik oleh SAR
§  Menyebabkan serviks pendek menjadi bagman dan SBR
§  Bentuk serviks menghilang, karena kanalis serviks membesar dan membentuk OUE
  1. Pembukaan ostium uteri interna dan ostium uteri eksterna
§  Pembukaan serviks disebabkan karena membesarnya OUE
§  Karena otot disekitar ostium meregang untuk dapat dilewati kepala
§  Pembukaan uteri disebabkan karena tekanan isi uterus (kepala dan kantong amnion)
§  Pada primigravida OUI terbuka dahulu dilanjutkan pembukaan OUE
§  Pada multigravia OUI dan OUE membuka bersama-sama
  1. Show
§  Keluar lendir dan darah dari vagina
§  Lendir berasal dari kanalis servikalis yang tersumbat lendir selama persalinan
§  Darah berasal dari decidua yang lepas
  1. Tonjolan kantong ketuban
§  Tonjolan kantong ketuban disebabkan oleh regangan SBR sehingga selaput khorion lepas
§  Adanya tekanan menyebabkan kantong yang berisi cairan menonjol
§  Bila selaput ketuban pecah maka cairan akan keluar
§  Sehingga placenta tertekan dan fungsi plasenta terganggu sehingga fetus akan kekurangan O2
  1. Pemecahan kantong ketuban
§  Pada akhir kala I bila pembukaan sudah lengkap, kontraksi kuat, tidak ada tahanan, serta desakan janin menyebabkan kantong ketuban pecah, diikuti proses persalinan bayi.

III. MANAGEMEN KALA I
  1. Mengidentifikasi masalah
  2. Mengkaji riwayat kesehatan, meliputi :
-          Riwayat kesehatan sekarang
-          HIS
-          Ketuban
-          Perdarahan pervaginam bila ada
-          Riwayat kesehatan saat kehamilan
-          Riwayat kesehatan yang lalu bila ada
  1. Pemeriksaan fisik
  2. Pemeriksaan janin (DJJ)
  3. Menilai data dan membuat diagnosa
  4. Menilai kemajuan persalinan
  5. Membuat rencana asuhan kebidanan kala I


POHON MASALAH


PERSALINAN
Kala I
Kala II
Kala III
Kala IV
Metabolisme karbohidrat meningkat
Suhu, nadi, pernafasan meningkat
Gerakan kerangka otot tubuh meningkat
Nyeri
Cemas
Kardias output meningkat
Filtrasi glomerulus
Aliran plasma kerenal meningkat
Poliuria
Kandung kemih penuh
Menghambar penurunan kepala
Partus lama
Keletihan
Progresteron
Selaput ketuban lemah
Desakan janin
Infeksi
Ketuban Pecah
Ketuban Pecah
Tali pusat menumbung
Fetal Distris
Masalah
Kebutuhan
-          Dukungan emosional
-          KIE cara bernafas yang efektif dan benar
-          Pencegahan infeksi
-          Managemen aktif kala I
 



































DIAGNOSA / MASALAH / KEBUTUHAN
Dx / MASALAH / KEBUTUHAN
INTERVENSI

RASIONAL
Diagnosa
Inpartu Kala I fase laten








































Diagnosa
Inpartu Kala I fase aktif

































Masalah
1. Cemas









2. Nyeri pinggang











3. Fetal Distress











4. Keputihan













5. Infeksi



Tujuan
Ibu dapat melewati Kala I fase laten dengan normal
Kriteria Hasil
·    KU Ibu baik
·    Æ bertambah dari 1 – 3 cm dalam waktu 8 jam
·    Eff bertambah 50 – 100%
·    Tanda – tanda vital :
Tekanan darah : 110/70-120/80 mmHg
Nadi : 80 – 100 x/menit
Suhu : 36,5 – 37,5 OC
Pernafasan : 16 – 24 x/menit
Djj : 120 – 160 x/menit



























Tujuan
Ibu dapat melewati Kala I fase aktif dengan normal
Kriteria Hasil
Kepala Hodge IV lengkap (4-10 cm)
Eff 100%
Ketuban (+)

Tanda – tanda vital :
Tekanan darah : 110/70-120/80 mmHg
Nadi : 80 – 100 x/menit
Suhu : 36,5 – 37,5 OC
Pernafasan      : 16 – 24 x/menit
Djj : 120 – 160 x/menit



















Tujuan
Rasa cemas Ibu berkurang
Kriteria Hasil
Keadaan Umum Ibu baik
Tanda – tanda vital :
Tekanan darah : 110/70-120/80 mmHg
Nadi : 80 – 100 x/menit
Suhu : 36,5 – 37,5 OC
Pernafasan : 16 – 24 x/menit

Tujuan
Nyeri pinggang Ibu dapat berkurang
Kriteria Hasil
Keadaan Umum Ibu baik
Tanda – tanda vital :
Tekanan darah : 110/70-120/80 mmHg
Nadi : 80 – 100 x/menit
Suhu : 36,5 – 37,5 OC
Pernafasan : 16 – 24 x/menit


Tujuan
Bayi segera mendapatkan perawatan secara seksama setelah mengenali tanda gawat janin setelah proses persalinan.
Kriteria Hasil
Djj : < 120 atau < 180 x/menit
Bertanda Mekonium kental



Tujuan
Keletihan Ibu bisa berkurang
Kriteria Hasil
  Bayi lahir dengan selamat
  Keadaan umum Ibu baik
Tanda – tanda vital :
Tekanan darah : 110/70-120/80 mmHg
Nadi : 80 – 100 x/menit
Suhu : 36,5 – 37,5 OC
Pernafasan : 16 – 24 x/menit
Djj : 120 – 160 x/menit

Tujuan
Infeksi tidak berlanjut
Kriteria Hasil
– Tidak terjadi infeksi
– Keadaan Umum Ibu baik
Tanda – tanda vital :
Tekanan darah : 110/70-120/80 mmHg
Nadi : 80 – 100 x/menit
Suhu : 36,5 – 37,5 OC
Pernafasan : 16 – 24 x/menit
Djj : 120 – 160 x/menit
1. Observasi his / Kontraksi

2. Observasi TTV




3. Observasi Djj



4. Lakukan VT






5. Jelaskan pada Ibu tentang kemajuan persalinan


6. Bimbing Ibu untuk rileks sewaktu tida ada his



7. Atur aktifitas dan posisi Ibu





8. Anjurkan Ibu untuk tetap makan makanan ringan dan minuman yang cukup

1. Observasi tanda – tanda vital
Tekanan darah tiap 4 jam
Suhu tiap 2 jam
Nadi setiap 30 – 60 menit
2. Observasi Djj setiap 30 menit

3. Lakukan VT tiap 4 jam sekali




4. Anjurkan Ibu rileks dan bernafas pendek dan cepat bila merasakan ingin mengedan.





5. Atur posisi pasien miring ke kiri


6. Pertahankan Vesica Urinaria tetap kosong



-   Anjurkan Ibu untuk memilih posisi senyaman mungkin.

-   Hadirkan orang terdekat seperti suami atau keluarga untuk memberikan support pada Ibu

  Anjurkan Ibu, suami atau keluarga untuk melakukan relaksasi dan distraksi misalnya.
  Dengan menggosok–gosok punggung Ibu, mengipas dan mengajak komunikasi dengan Ibu

  Pantau Djj




  Segera lakukan rujukan jika terdapat Mekonium bercampur darah, warna kehijauan.



  Kipasi dan masase punggung Ibu

  Nutrisi memberikan Ibu makanan dan minuman








  Hindari infeksi dengan teknik ASEPTIK dan hindari VT terlalu sering sesuai dengan jadwalnya.





1. Dengan mengobservasi kita dapat mengikuti pola kontraksi.
2. Dengan mengobservasi tanda – tanda vital dapat diketahui keadaan Ibu dan bila terjadi hal – hal yang abnormal.
3. Dengan pemantauan Djj dapat diketahui keadaan keadaan janin. Mungkin terjadi gawat janin.
4. Dengan VT dapat diketahui vagina, servik keadaan pembuka beberapa Cm,  pendataran diketahui kemajuan penurunan bagian terendah janin.
5. Dengan menjelaskan pada Ibu maka dapat membuat Ibu merasa lebih tenang dan Ibu tahu keadaannya dan janinnya.
6. Dengan menarik nafas panjang, tahan nafas sebentar kemudian dilepaskan dengan menit sewaktu ada his akan mengurangi rasa sakit.
7. Aktifitas yang dilakukan sesuai dengan kemampuan Ibu, posisi terlentang dapat menyebabkan aorta tertekan dan terjadi sindroma hipertensi.
8. Makan dan minum yang cukup menambah tenaga Ibu waktu bersalin.



1. dengan mengobservasi tanda – tanda vital dapat diketahui peningkatan suhu, nadi, tekanan darah, Respirasi, di atas normal ada indikasi terjadi infeksi.
2. Dengan observasi DJJ kita dapat mengetahui keadaan janin.
3. Pembukaan serviks seharusnya 1 – 2 cm / jam pada multipara dengan memeriksa dilaktasi servik dapat menentukan kemajuan persalinan.
4. Dengan relaksasi dapat memblok impuls nyeri dalam korteks serebal melalui respon kondisi dan stimulasi kulit. Memudahkan persalinan normal nafas pendek dan cepat selama fase aktif mencegah laserasi atau oedema jalan lahir.
5. Posisi miring ke kiri meningkatkan aliran balik vena dan meningkatkan sirkulasi plasenta.
6. Jika Vesica Urinaria kosong tidak akan mengganggu His dan penurunan bagian terendah janin.

  Posisi yang akan nyaman akan memberi kenyamanan pada Ibu selama  menunggu pembukaan lengkap.
  Dengan menghadirkan orang terdekat dapat memberi support, semangat pada Ibu dan Ibu merasa lebih tenang.

  Dengan menggosok atau merelaksasi punggung atau dan mengalihkan perhatian Ibu, maka akan mengurangi rasa nyeri.








  Jika ada fundus gawat janin (Djj <100 / > 180 x/menit) maka memantau DJJ harus sering observasi.
  Dengan segera merujuk ke tempat yang memadai asuhan kegawat daruratan obstetri dapat segera mendapat penanganan yang sesuai dengan keadaannya.

  Menambah kenyamanan Ibu












  Pada KPD terjadi hubungan berlanjut atau berlangsung antara liang senggama dan rongga rahim karena hilangnya rintangan selaput janin, kuman dan penyakit akan masuk dalam rongga rahim.


   







DAFTAR PUSTAKA


Manuaba. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. EGC. Jakarta. 1998

Universitas Padjadjaranm 1998. Obstetri Fisiologi Bandung.

Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kandungan Edisi Kedua. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta. 2002

Fitramaya, Perawatan Ibu Bersalin, Jakarta.

Helen Varney, Buku Kedokteran Ajar Asuhan Kebidanan, Jakarta, EGC

No comments:

Post a Comment